Berbohong adalah perbuatan yang dibenci Allah subhaanahu wa ta’ala. Tidak ada seorangpun yang senang jika dibohongi. Mengatakan sesuatu yang tidak benar dan berdusta merupakan tindakan yang tidak diterima oleh lingkungan sosial. Pun agama kita, Islam menyuruh kita menjauhi tingkah laku bohong. Karena dengan berbohong akan merugikan diri sendiri serta orang lain. Kita tidak dipercaya oleh orang lain. Selain kerugian di dunia, juga di akhirat. Sebab Allah akan menjauhkan orang yang suka berbohong dari sisi-Nya.
Allah subhaanahu wa ta’ala berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu perbuat? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan yang tidak kamu kerjakan.” (QS. Ash-Shaff: 2-3)
Berbohong adalah sikap sengaja mengatakan sesuatu yang tidak benar dengan tujuan memperoleh keuntungan. Anak di bawah usia lima tahun tidak mengerti maksud berbohong. Anak usia tersebut mempunyai sedikit pengetahuan dan informasi. Sehingga mereka terkesan berbohong saat menjawab pertanyaan orang dewasa. Orang tua harus memahami hal ini, agar tidak terburu-buru memberikan stigma suka bohong terhadap anak-anak balita.
Seringkali orang tua adalah pihak pertama yang memberi contoh sehingga anak belajar berbohong. Jika orang tua memberikan alasan dan berbohong untuk menghindari suatu kegiatan di depan anak mereka, berarti secara tidak sadar orang tua telah memberikan contoh yang buruk kepada anak-anak mereka.
Penyebab Berbohong
1) Anak berbohong untuk melindungi diri. Misalnya dari hukuman orang tua.
2) Anak menolak kenyataan yang ada. Yakni untuk mengatasi ingatan dan perasaan yang menyakitkan. Misalnya anak dihukum oleh guru tetapi di rumah ia menceritakan guru memberinya hadiah.
3) Anak membutuhkan perhatian dari orang tuanya atau lingkungannya. Dengan berbohong anak berharap mendapatkan perhatian.
4) Anak belum dapat membedakan antara kenyataan dan fantasi. Biasanya terjadi pada anak yang masih kecil.
5) Anak berbohong karena ingin melindungi anak lain dari serangan atau kritikan.
6) Anak yang benci terhadap orang lain.
7) Anak yang menginginkan sesuatu tapi tidak diperbolehkan.
8) Anak yang memiliki citra diri negatif. Anak yang merasa dirinya tidak berarti, maka ia berbohong untuk meningkatkan harga dirinya.
9) Anak yang tidak dipercaya oleh orang tuanya. Misalnya saja orang tua mengatakan anak adalah seorang pembohong. Akibatnya tingkah laku berbohong malah semakin kuat.
10) Anak mendapatkan contoh dari lingkungannya sehingga membenarkan tingkah laku berbohong.
Agar anak tak mudah berbohong
Bagaimana agar anak tak mudah berbohong? Bisakah berbohong dicegah? Jawabnya adalah bisa. Asalkan orang tua bisa berkomunikasi dengan baik kepada anak. Berikut beberapa cara yang dapat dilakukan oleh orang tua untuk mencegah kebiasaan berbohong:
1) Tidak memojokkan anak dengan pertanyaan-pertanyaan yang bersifat menuduh. Ingat, setiap anak butuh diberi kepercayaan.
2) Orang tua sering melakukan diskusi tentang masalah-masalah moral. Seperti alasan tidak boleh berbohong.
3) Sebaiknya hindari pemberian hukuman yang terlalu sering dan keras. Pemberian hukuman yang tidak proposional akan membuat anak mencari-cari cara untuk selamat.
4) Orang tua memberikan contoh yang baik dan lebih mawas diri terhadap kecenderungan yang biasa dilakukan. Seperti melebih-lebihkan cerita, ingkar janji, tidak mengakui kesalahan atau menyuruh anak berbohong. Misalnya dengan meminta anak mengatakan pada tamu bahwa ayah/ibu tidak ada di rumah.
Referensi: Dr. Irwan Prayitno. 2003. Anakku Penyejuk Hatiku. Bekasi: Pustaka Tarbiatuna.
by. guru mim taskombang
No comments:
Post a Comment